Minggu, 19 Juni 2011

proses hubungan manusia

SOsiologi Komunikasi
Proses Hubungan Manusia
    

Oleh:
Auliyasari Utami
Nur Hikmah Dewi
Pratomo Septiovan






Jurusan Ilmu Agama Islam
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
2010
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………………i
BAB II
Pembahasan
Hakikat Manusia………………………………………………………………….............1
I.                   Proses Hubungan Antar Manusia…..…………………………………………….2
II.                Daya Tarik Manusia……………………………………………………………….2
III.             Karakteristik Hubungan………………………………………………...........4
IV.              Komunikasi Keluarga…………………………………………………………...5
BAB III
Penutup……………………………..………………………………………………………..6
Daftar Pustaka…………………………………………...…………………………….8
BAB I
Pendahuluan

Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis makhluk hidup lainnya.  Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia terus-terusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan.
Kemampuan manusia dalam mengembangkan pengetahuan tidak lepas dari kemampuan menalar. Manusia satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh.  Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas hanya untuk kelangsungan hidupnya (survival).  Manusia mengembangkan pengetahuan bukan hanya sekadar  untuk kelangsungan hidup, tetapi dengan memikirkan hal-hal baru; manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna pada kehidupan dan melakukan interaksi serta komunikasi, dengan kata lain semua itu pada hakikatnya menyimpulkan bahwa manusia mempunyai tujuan yang lebih tinggi dari sekadar kelangsungan hidupnya.
Dalam realitasnya ketika manusia melakukan sebuah interaksi , mereka melalui beberapa tahapan, mulai dari daya tarik yang dimiliki oleh pribadi manusia itu sendiri, kamudian beranjak pada karakteristik hubungan antar manusia hingga terbentuk sebuah komunikasi dalam lingkup yang terkecil dari masyarakat yakni keluarga. Makalah ini membahas hal-hal yang tersebut di atas, karena itu semua merupakan bagian dari proses hubungan antar manusia. Sehingga dapat diketahui apa saja hal-hal mendasar yang menjadi faktor dalam pembentukkan sebuah proses tersebut.



BAB II
Pembahasan

Hakikat Manusia
Manusia dalam lingkup sosiologi komunikasi merupakan objek dasar dalam kajian sosiologi komunikasi. Dua hasrat kuat dalam diri manusia yaitu; Pertama, keinginan / hasrat untuk bersama dengan manusia yang lain (aspek sosial). Kedua, keinginan / hasrat untuk menyatu dengan lingkungan alam.
Dick Hartoko, dalam bukunya Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan menyebutkan bahwa hakikat manusia sesungguhnya terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:  
a.       Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung-jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.       Mkahluk yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya
e.       Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f.       Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
g.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.



I.         Proses Hubungan Antar Manusia (HAM)
Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu; (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
Sedangkan HAM dalam arti luas :
-          Komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak.
-          Suksesnya seseorang dalam melaksanakan HAM karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.
-          HAM ini dilakukan dimana saja —> di rumah, pasar, kampus, toko, dalam bis, kereta api, dan sebagainya.
-          Kesimpulan :Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yg diucapkan dlm komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah.
Tujuan HAM
Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin. Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain; memperoleh pengetahuan dan informasi baru; menumbuhkan sikap kerjasama; menghilangkan sikap egois/paling benar; menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.


II.      Daya Tarik Manusia
Dalam kehidupan tidak selalu satu manusia bisa berhubungan dengan manusia yang lainnya, karna hubungan antara manusia dipengaruhi oleh daya tarik atau rasa suka. Untuk menjelaskan daya tarik dalam hubungan manusia kita haruslah membahas berbagai macam hubungan.
a.  Kedekatan Geogafis (proksimitas)
Proksimitas atau kedekatan geografis merupakan faktor yang sangat menetukan kecendrungan dalam ketertarikan hubungan manusia, karna dalam jarak yang dekat membuka peluang untuk berhubungan lebih dekat satu sama lain. Dalam sebuah hubungan, proksimitas mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hubungan tersebut. Jika seseorang berteman dengan orang lain yang terletak cukup jauh maka hubungan tersebut terancam kelangsungannya. Proksimitas atau kedekatan geografis dapat meningkatkan rasa suka karena peluang untuk berkomunikasi yang tersedia cukup besar.
b.  Kemiripan (Similarity)
Faktor kemiripan juga mempunyai pengaruh terhadap daya tarik manusia dalam berhubungan. Sebagian orang mengangap kemiripan merupakan sesuatu yang melandasi dalam berhubungan, hal ini terlihat dalam keinginan bertemu dan berhubungan dengan orang lain yang memunyai minat yang sama.
Dalam penelitian buss(1985) mengenai pemilihan pasangan hidup dapat diungkap bahwa ada enam variabel yang mempengaruhi, diantaranya : kemiripan dalam usia, pendidikan,latar belakang etnik, ras, agama dan status sosio-ekonomi. Dalam beberapa teori dinyatakan bahwa semakin mirip pihak-pihak yang berkomunikasi maka komunikasi akan semakin efektif.
c.  Situasi
Selain kedekatan geografis dan kemiripan situasi juga merupakan suatu penentu dalam ketertarikan manusia dalam berhubungan. Berikut ini ada bebrapa situasi yang mempengaruhi ketertarikan dalam berhubungan, yakni:
·      Rasa suka timbal balik yang dipersepsi. Daya tarik untuk berhubungan dengan orang lain bisa timbul karena rasa suka yang timbul diperkuat oleh perasaan kita bahwa ia pun menyukai kita. Dalam sebuah hubungan jika kita mengetahui bahwa sesorang menyukai kita maka kita maka kita akan merasa senang karena kita merasa peningkatan dalam penghargaan diri. Jika yang terjadi adalah kebalikannya, kemungkinan kita tidak akan mau berhubungan dengannya karena kita merasa penurunan dalam penghargaan diri.


·      Perubahan dalam penghargaan diri (self-esteem)
Perubahan dalam tingkat penghargaan diri merupakan suatu yang mempengaruhi manusia dalam memilih teman.
·      Kecemasan
Menurut Schachter (1959) menemukan bahwa sebuah kecemasan bisa memotivasi seseorang untuk bergabung dengan orang lain yang mengetahui atau merasakan kecemasan yang sama. Perubahan dalam kriteria pemilihan teman dapat terbentuk karena sebuah kecemasan yang dialami.
·      Isolasi
Isolasi merupakan suatu hal yang sangat tidak menyenangkan akan tetapi isolasi dapat merubah standar dalam pemilihan teman. Hal ini dapat dilihat dalam penjara yang tidak ada peneguhan sosial membuata para narapidana mengenyampingkan standar-standar untuk memilih teman.
·      Kebutuhan-kebutuhan yang saling melengkapi
Setiap manusia dalam kehidupan pastilah mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Dalam berhubungan manusia juga memperhatikan kebutuhannya, jika dalam sebuah hubungan pihak-pihak yang berhubungan merasa sama-sama puas maka mereka akan lebih gampang berkomunikasi.

II.   Karakteristik Hubungan
Dalam berhubungan orang akan cendrung memilih teman yang percaya kepadanya dan pengertian. Faktor-faktor yang sangat menentukan dalam kedekatan sebuah hubungan antara lain:
a.       Konteks
Kontek dalam sebuah hubungan mepunyai dua aspek yaitu : situasi dan lingkungan sosial psikologis dimana komunikasi itu berkembang. Sebuah penegasan dan dukungan merupakan bebrapa ukuran konteks sosial psikologis yang terpenting.
-          Penegasan (konfirmasi) dan diskonfirmasi
Dalam sebuah komunikasi, manusia bukan hanya melakukan sebuah pertukaran pesan. Dalam komunikasi juga terdapat unsur-unsur penegasan. Dalam penyampaian sebuah pesan, setiap orang memperliahatkan bagaimana mereka mempersepsi orang lain dan hubungan mereka, dan masing-masing pihak ingin menerima respon serupa.
-          Penyampaian pesan dalam komunikasi
Dengan sebuah penegasan mempunyai peran penting dalam pembentukan respon antar pihak yang berkomunikasi akan sebuah penghargaan diri.
-          Sikap mendukung dan sikap bertahan
Komunikasi antar manusia terdapat dua suasan yang akan terjadi, yaitu : iklim suportif (mendukung) da iklim defensif (bertahan) seperti yang telah diuraikan oleh Gibb (1961). Dari survey yang pernah dilakukan terungkap bahwa semakin meningkat kepercayaan, efisiensi dan ketepatan komunikasi juga meningkat. Kepercayaan akan menentukan sikap seseorang dalam komunikasi untuk melakukan sebuah sikap mendukung, sebaliknya kepercayaan tidak timbul maka siakap bertahanlah yang akan muncul.
b.      Waktu
Waktu juga merupakan suatu dimensi lain yang ikut membantu menandai sebuah hubungan. Perkembangan suatu hubungan dapat dipengaruhi oleh waktu karena pengetahuan kita tentang seseorang diperoleh secara perlahan. Seiring berjalannya waktu komitmen dan kepercayaan pun dapat terbentuk karena sudah saling mengenal lebih jauh antar pihak yang berkomunikasi. Dalam menandai hubungan antar manusia waktu sebaiknya diintegrasikan dengan dimensi-dimensi lain seperti kualitas waktu dan keinginan untuk menghabiskannya.
c.       Pemilikan bersama atas informasi
Informasi yang terdapat dalam sebuah komunikasi tidak selalu dimiliki secara bersama oleh pihak yang terlibat. Untuk menguraikan seberapa banyak informasi yang dimiliki secara bersama dapat dijelaskan dalam dua dimensi :
- Keluasan informasi yang menyangkut variabel-variabel dari informasi yang  disampaikan dalam komunikasi.
-Kedalaman yang dimaksudkan dengan keintiman informasi yang disampaikan.
d.  Kepercayaan
Keintiman dalam sebuah hubungan hendaklah didasari oleh sebuah kepercayaan agar pihak yang berhubunganan tidak merasa saling tereksploitasi.

IV.  Komunikasi keluarga
a.       Keluarga sebagai sebuah sistem.
Keluarga dipandang sebagai suatu sistem karena setiap anggota keluarga mempengaruhi anggota lainnya yang pada akhirnya ia pun dipengaruhi oleh anggota yang lain. Keluarga sebagai sebuah sistem jika dilihat dari reaksi terhadap perubahan terbagi atas dua tipe :
-  Keluarga tertutup; bagian-bagian dalam keluarga secara kaku atau diputuskan secara sekaligus terhadap sebuah perubahan. Sistim ini menutup informasi mengalir keluar atau informasi yang akan masuk.
- Keluarga dengan sistem terbuka; bagian-bagian dalam sistem ini saling berhubungan responsif dan sensitif satu sama lain dan memungkinkan informasi mengalir.
b.  Aturan-aturan komunikasi.
Keluarga sebagai suatu sistem adalah unit yang sangat unik. Disetiap keluarga mempunyai perangkat nilai dan penghargaan terhadap yang berbeda-beda. Setiap keluarga memiliki pedoman mengenai aturan-aturan komunikasi yang dapat dipahami yang bersifat unik dan terkadang harus diubah sesuai dengan perkembangan waktu.
b.    Tahapan perkembangan keluarga.
Sebuah keluarga mempunyai tiga tahap perkembangan, yaitu ;
-          Keluarga dengan anak pra sekolah
-          Keluarga dengan anak usia sekolah
-          Keluarga dengan anak remaja


BAB III
Penutup
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebuah proses hubungan manusia diawali dari hakikat manusia itu sendiri. Hal itu dikarenakan manusia pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yangtidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Ia butuh bersosialisasi sesamanya. Adanya proses hubungan manusia bertujuan untuk memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin. Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain; memperoleh pengetahuan dan informasi baru; menumbuhkan sikap kerjasama.
Selain itu daya tarik yang telah diungkapkan di atas hendaknya juga menjadi sebuah motivasi dalam diri kita untuk dapat membangun dan mengokohkan interaksi sesama manusia, begitu pula dengan faktor-faktor pembentuknya. Adapula situasi yang kurang memungkinkan (kurang kondusif) dalam proses hubungan antar manusia hendaknya sebisa mungkin diminimalisir untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga pada puncaknya, ketika kita berhasil menguasai dalam sebuah komunikasi terapan dalam keluarga, maka outputnya adalah mengimplementasikannya sehingga konflik yang ada dapat terselesaikan.



Daftar Pustaka

Drs. Akhmad Mulyana M.Si, Sosiologi Komunikasi
Mulyana,Deddy. Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung:  2005
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. Ilmu Komunikasi :Teori & Praktek.
www. faisalarif.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan dan kesan untuk penulis agar tulisan akan semakin baik kedepannya....